Oleh : Imam Satoto
Hasil Casting dengan umpan katak |
Minggu pagi 22 April 2012 langit di atas Kota Pekanbaru
diselimuti mendung tipis, sesekali matahari menampakkan sinarnya. Tanah
disekitar rumah masih basah diguyur hujan semalam. Dengan cuaca seperti itu rasanya
tidak memungkinkan untuk mancing di sungai seperti biasanya. Seorang teman
mengajak mancing ikan gabus yang terdapat di rawa-rawa, atau parit-parit
perkebunan sawit. Sepertinya tawaran yang menarik, karena selama ini hanya
memancing di sungai air deras. Lokasi yang akan dituju adalah daerah Simalinyang
Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Berangkat dari Pekanbaru
jam 10 menuju lokasi dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam. Dari jalan lintas Pekanbaru-Teluk Kuantan masuk jalan tanah menuju perkebunan sawit sekitar 3 Km.
Perkebunan sawit di Propinsi Riau mencapai 2,1 juta Km2 yang
terdiri dari perkebunan perusahaan pemerintah, perkebunan swasta dan perkebunan
rakyat. Dari luas tersebut yang berada
di kabupaten Kampar berkisar 2,451, km2 atau 8,65% dari luas wilayah Kabupaten
Kampar (Wikipedia). Setiap blok kebun sawit dibatasi dengan parit-parit dengan
kedalaman berkisar 1- 2 m. Parit-parit ini terhubung dengan sungai yang berada
di sekitar parkebunan, sehingga pada saat air sungai naik/banjir parit-parit
ini akan terisi oleh air sungai, bahkan meluap sampai tengah perkebunan dan pada
musim hujan air hujan yang tidak ter-infiltrasi
akan menjadi over land flow dan akan mengisi cekungan-cekungan yang berada di tanah
perkebunan. Ikan gabus terbawa air masuk ke parit-parit perkebunan. Pada saat
air surut banyak air yang masih tejebak di areal yang rendah, dan menggenang
sepanjang tahun. Tempat-tempat dengan air tenang seperti inilah yang menjadi
tempat perkembangbiakan ikan gabus maupun saudara dekat ikan gabus yaitu ikan
Toman. Gabus maupun kerabatnya juga hidup di danau dan sawah. Ikan gabus yang
ada di sawah-sawah menguntungkan petani karena memangsa keong yang biasanya
merusak tanaman padi. Begitu sebaliknya jika gabus masuk ke kolam-kolam budi
daya ikan akan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan di dalam kolam.
Karena sifat ikan gabus yang agresif dalam memburu
mangsanya,maka untuk memancing ikan
gabus dengan cara memberi umpan yang bergerak. Biasanya yang digunakan untuk
umpan gabus adalah umpan hidup seperti serangga, ikan kecil, katak, atau cicak.
Tehnik memancing yang cocok untuk ikan gabus adalah dengan cara casting. Sebenarnya untuk melakukan casting ini tidak perlu umpan hidup,
sehingga dapat menggunakan floating lure
seperti frogy, poper maupun minow.
Saat ini umpan yang di gunakan adalah katak, cicak, dan
umpan buatan. Setelah dipilih lokasi yang dirasa cocok, maka mulailah melakukan
casting. Tehnik ini cukup melelahkan
karena harus melempar dan retrieve
berkali-kali , bahkan bisa dibilang menjemukan, sehingga dibutuhkan kesabaran
dan fisik yang prima, apalagi sengatan matahari membuat badan cepat lelah.
Setelah 2 jam dan puluhan kali casting
and retrive , seekor gabus sebesar lengan orang dewasa menyambar umpan
katak. Saat umpan disambar joran tidak langsung disentak, dibiarkan beberapa
saat untuk memberi kesempatan ikan menelan umpannya. Saat joran disentak gabus
melompat dan melakukan perlawanan. Disinilah sensasi strike ikan gabus liar yang
cukup bertenaga dan gigi-gigi yang tajam menggesek-gesek tali seling yang mengikat mata pancing.
Strike ke 2 hanya
butuh 3 kali lemparan langsung disambar demikian juga pada lemparan-lemparan
berikutnya tidak butuh waktu lama untuk strike.
Bekal umpanpun sudah habis, karena hanya membawa 8 ekor katak dan 1 ekor cicak,
namun telah menghasilkan 10 ekor ikan gabus dengan ukuran yang rata-rata
sebesar lengan orang dewasa. Waktu menunjukkan pukul 15.30 rasanya masih belum
puas untuk menghajar ikan gabus, dan umpanpun beralih ke floating lure. Sekali lempar umpan frogy langsung disambar sampai akhirnya menambah perolehan gabus 4
ekor dengan umpan buatan sehingga total perolehan 14 ekor. Sinar mataharipun
sudah mulai jingga, pertanda hari menjaleng malam, saatnya untuk meninggalkan
perkebunan sebelum kedatangan “pengunjung” lain.
Itulah pengalaman casting
ikan gabus, yang ternyata sensasinya sangat luar biasa dan mengasyikkan. Selain
itu daging ikan gabus yang banyak mengandung protein dan mengandung albumin memiliki rasa yang cukup lezat. Kandungan
albumin pada ikan gabus ini sangat baik dikonsumsi untuk penyembuhan
luka operasi. Harga ikan gabus dipasaran mencapai Rp. 30.000/kg, apalagi yang
sudah dalam bentuk ikan asin. Pada
kesempatan berikutnya akan mencoba sensasi strike
ikan toman, yang menurut informasi juga menghuni rawa di sekitar perkebunan.
Sumber :