Laman

Senin, 23 April 2012

CASTING IKAN GABUS

 Oleh : Imam Satoto

Hasil Casting dengan umpan katak
Ikan gabus dengan nama ilmiah Chana striata, Ikan darat yang cukup besar, dapat tumbuh hingga mencapai panjang 1 m bahkan kerabat dekat ikan Gabus, Ikan Toman (Chana micropeltes) dapat tumbuh lebih beasar dengan berat bisa mencapai 5 Kg. Ciri-ciri ikan gabus berkepala besar agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead), dengan sisik-sisik besar di atas kepala dengan gigi yang tajam. Kemampuan ikan gabus bernapas langsung dari udara dengan menggunakan organ semacam labirin sehingga dapat berpindah tempat dengan berjalan di daratan terutama malam hari untuk mencari tempat yang berair, bahkan mampu mengubur diri di dalam lumpur sampai tempat tersebut terisi air.

Minggu pagi 22 April 2012 langit di atas Kota Pekanbaru diselimuti mendung tipis, sesekali matahari menampakkan sinarnya. Tanah disekitar rumah masih basah diguyur hujan semalam. Dengan cuaca seperti itu rasanya tidak memungkinkan untuk mancing di sungai seperti biasanya. Seorang teman mengajak mancing ikan gabus yang terdapat di rawa-rawa, atau parit-parit perkebunan sawit. Sepertinya tawaran yang menarik, karena selama ini hanya memancing di sungai air deras. Lokasi yang akan dituju adalah daerah Simalinyang Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Berangkat dari Pekanbaru jam 10 menuju lokasi dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam. Dari jalan lintas Pekanbaru-Teluk Kuantan masuk jalan tanah menuju perkebunan sawit sekitar 3 Km.

Perkebunan sawit di Propinsi Riau mencapai 2,1 juta Km2 yang terdiri dari perkebunan perusahaan pemerintah, perkebunan swasta dan perkebunan rakyat.  Dari luas tersebut yang berada di kabupaten Kampar berkisar 2,451, km2 atau 8,65% dari luas wilayah Kabupaten Kampar (Wikipedia). Setiap blok kebun sawit dibatasi dengan parit-parit dengan kedalaman berkisar 1- 2 m. Parit-parit ini terhubung dengan sungai yang berada di sekitar parkebunan, sehingga pada saat air sungai naik/banjir parit-parit ini akan terisi oleh air sungai, bahkan meluap sampai tengah perkebunan dan pada musim hujan air hujan yang tidak ter-infiltrasi akan menjadi over land flow dan akan  mengisi cekungan-cekungan yang berada di tanah perkebunan. Ikan gabus terbawa air masuk ke parit-parit perkebunan. Pada saat air surut banyak air yang masih tejebak di areal yang rendah, dan menggenang sepanjang tahun. Tempat-tempat dengan air tenang seperti inilah yang menjadi tempat perkembangbiakan ikan gabus maupun saudara dekat ikan gabus yaitu ikan Toman. Gabus maupun kerabatnya juga hidup di danau dan sawah. Ikan gabus yang ada di sawah-sawah menguntungkan petani karena memangsa keong yang biasanya merusak tanaman padi. Begitu sebaliknya jika gabus masuk ke kolam-kolam budi daya ikan akan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan di dalam kolam.

Karena sifat ikan gabus yang agresif dalam memburu mangsanya,maka  untuk memancing ikan gabus dengan cara memberi umpan yang bergerak. Biasanya yang digunakan untuk umpan gabus adalah umpan hidup seperti serangga, ikan kecil, katak, atau cicak. Tehnik memancing yang cocok untuk ikan gabus adalah dengan cara casting. Sebenarnya untuk melakukan casting ini tidak perlu umpan hidup, sehingga dapat menggunakan floating lure seperti frogy, poper maupun minow.
Saat ini umpan yang di gunakan adalah katak, cicak, dan umpan buatan. Setelah dipilih lokasi yang dirasa cocok, maka mulailah melakukan casting. Tehnik ini cukup melelahkan karena harus melempar dan retrieve berkali-kali , bahkan bisa dibilang menjemukan, sehingga dibutuhkan kesabaran dan fisik yang prima, apalagi sengatan matahari membuat badan cepat lelah. Setelah 2 jam dan puluhan kali casting and retrive , seekor gabus sebesar lengan orang dewasa menyambar umpan katak. Saat umpan disambar joran tidak langsung disentak, dibiarkan beberapa saat untuk memberi kesempatan ikan menelan umpannya. Saat joran disentak gabus melompat dan melakukan perlawanan. Disinilah sensasi strike ikan gabus liar  yang cukup bertenaga dan gigi-gigi yang tajam menggesek-gesek  tali seling yang mengikat mata pancing.

Strike ke 2 hanya butuh 3 kali lemparan langsung disambar demikian juga pada lemparan-lemparan berikutnya tidak butuh waktu lama untuk strike. Bekal umpanpun sudah habis, karena hanya membawa 8 ekor katak dan 1 ekor cicak, namun telah menghasilkan 10 ekor ikan gabus dengan ukuran yang rata-rata sebesar lengan orang dewasa. Waktu menunjukkan pukul 15.30 rasanya masih belum puas untuk menghajar ikan gabus, dan umpanpun beralih ke floating lure. Sekali lempar umpan frogy langsung disambar sampai akhirnya menambah perolehan gabus 4 ekor dengan umpan buatan sehingga total perolehan 14 ekor. Sinar mataharipun sudah mulai jingga, pertanda hari menjaleng malam, saatnya untuk meninggalkan perkebunan sebelum kedatangan “pengunjung” lain.

Itulah pengalaman casting ikan gabus, yang ternyata sensasinya sangat luar biasa dan mengasyikkan. Selain itu daging ikan gabus yang banyak mengandung protein dan mengandung albumin memiliki rasa yang cukup lezat. Kandungan albumin pada ikan  gabus ini sangat baik dikonsumsi untuk penyembuhan luka operasi. Harga ikan gabus dipasaran mencapai Rp. 30.000/kg, apalagi yang sudah dalam bentuk ikan asin.  Pada kesempatan berikutnya akan mencoba sensasi strike ikan toman, yang menurut informasi juga menghuni rawa di sekitar perkebunan.

Sumber :